Jurnal Akuntansi & Keuangan

Accounting & Finance Journal ....

Custom Search

Korupsi dan Perubahan

Written by Paula Widiastuti, SE, MSM on 6/24/2008

Oleh Paula Widiastuti, SE, MSM. Diringkas dari CORRUPTION AND CHANGE: THE IMPACT OF FOREIGN DIRECT INVESTMENT (Christopher J . Robertson, Andrew Watson).

Studi tentang Korupsi
Definisi korupsi menurut Getz dan Volkema (2001:9) adalah penyalahgunaan aturan publik dan sumber daya untuk kepentingan pribadi atau penyalahgunaan sarana kantor untuk keperluan lain di luar kepentingan dinas. Bentuk-bentuk umum dari korupsi dalam lingkup bisnis internasional antara lain seperti penyuapan, pemerasan dan penggelapan.

Korupsi sangat besar pengaruhnya terhadap pasar uang, investasi dan keputusan fundamental dalam manajemen strategis. Peter Eigen, Kepala Transparency International pada tanggal 27 Juni 2001 mengatakan bahwa tingkat korupsi akan terus semakin tinggi baik di negara berkembang maupun negara sedang berkembang.

Para investor akan mempertimbangkan tingginya tingkat korupsi di suatu negara jika ingin menginvestasikan modalnya pada negara tersebut. Seperti yang pernah diungkapkan Mauro (1995) dan Wei (2000) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi investasi langsung dari asing (FDI: Foreign Direct Investment) adalah tingkat korupsi di negara tuan rumah. Efek-efek negatif korusi terhadap ekonomi dapat dikelompokkan menjadi:

  1. Efek disincentive terhadap investasi yaitu meningkatnya risiko dan ketidakpastian yang akan dihadapi oleh investor seiring dengan bertambahnya biaya untuk memberi suap dan biaya lain (Getz dan Volkema, 2001)
  2. Efek distortionary (Goudie dan Stasavage, 1997) karena uang yang dibayarkan untuk menyuap menjadi sumber daya yang dialokasikan secara tidak efektif.
Di beberapa negara, korupsi merupakan sesuatu yang tidak dapat dicegah (Getz dan Volkema, 2001). Di Francis, Indonesia dan Argentina, pola korupsi telah memicu skandal publik. Namun di balik segala efek negatif yang ditimbulkan korupsi, Nye (1979) menemukan bahwa korupsi memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Untuk meneliti lebih dalam korupsi, pengaruh serta pemberantasannya, sejak tahun 1995 di Jerman telah berdiri suatu kelompok anti korupsi Jerman; Transparency International yang telah banyak berkontribusi pada riset pemberantasan korupsi terutama dengan mempublikasikan Corruption Perceptions Index (CPI).

Penelitian dan publikasi tentang korupsi dapat ditemukan pada banyak literatur dengan berbagai macam pendekatan. Shleifer dan Vishny pada tahun 1993 dan Wei pada tahun 2000 menggunakan pendekatan ekonomi, sedangkan Wines dan Napier pada tahun 1992 menggunakan pendekatan budaya nasional. Getz dan Volkema pada tahun 2001 serta Husted pada tahun 1999 menggunakan pendekatan campuran antara ekonomi dan budaya. Pendekatan gabungan ini sangat relevan dengan strategi pembuatan keputusan oleh karena itu sangat disarankan untuk digunakan sebagai kerangka berpikir dalam mempelajari korupsi dan akibatnya.

Salah satu yang menjadi perdebatan dalam studi mengenai korupsi adalah moral intensity (intensitas moral). Menurut Jones (1991), moral intensity terdiri dari enam elemen yaitu besarnya konsekuensi (magnitute of the consequences), kesepakatan sosial (social consensus), kemungkinan akibat (probability of effect), rentang waktu antara waktu sekarang dengan permulaan timbulnya konsensus pada diri seseorang (temporal immediacy), rasa kedekatan seseorang dengan situasi sosial, budaya dan psikologi serta fisikal yang menyebabkannya menghindarkan diri dari perilaku korupsi (proximity), dan konsentrasi dari akibat (concentration of effect).

Pada jurnal ini, Christopher J. Robertson dan Andrew Watson menuliskan penelitiannya tentang pengaruh Foreign Direct Investment terhadap korupsi dan perubahannya. Studi ini akan menggunakan pendekatan dan cara pandang dari sisi ekonomi serta budaya termasuk moral intensity. Ini menyebabkan studi ini berbeda dengan studi lainnya yang pernah dilakukan karena studi ini sangat dinamis yaitu tidak berfokus pada level FDI melainkan fokus pada perubahan FDI itu sendiri. Selain itu pula, studi ini memiliki perspektif yang berbeda yaitu mengindentifikasikan pengaruh perubahan FDI terhadap korupsi.

Hipotesa
  • Hipotesa 1a: Semakin cepat tingkat perubahan FDI pada suatu negara maka semakin tinggi tingkat korupsi yang dirasakan.
  • Hipotesa 1b: Semakin cepat peningkatan atau penurunan FDI pada suatu negara maka semakin tinggi tingkat korupsi yang dirasakan.
  • Hipotesa 1c: Tingkat korupsi yang dirasakan meningkat sebanyak pengkwadratan dari tingkat FDI di suatu negara.
  • Hipotesa 2: Semakin tinggi tingkat pencegahan ketidakpastian pada suatu negera maka semakin tinggi tingkat korupsi yang dirasakan.
  • Hipotesa 3: Semakin tinggi tingkat maskulinitas pada suatu negara maka semakin tinggi tingkat korupsi yang dirasakan.
Metode
Data diperoleh dari Transparency International, Bank Dunia dan sumber publikasi lain. Data diukur menggunakan Corruption Perception Index (CPI) yang dihitung skornya secara komputerisasi oleh Transparancey International pada tahun 1999 dan 2000. Transparency International menghitung CPI sebagai data gabungan dari berbagai survei independen dan dipublikasikan secara umum melalui media online. Skor CPI tahun 1999 meliputi 99 negara sedangkan tahun 2000 terdiri dari 80 negara.

Variabel independen dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu perubahan dalam variabel FDI dan variabel budaya. Variabel FDI terdiri dari perubahan linear dari FDI sedangkan variabel budaya terdiri dari 2 variabel yaitu maskulinitas serta pencegahan ketidakpastian yang diambil dari penelitian Hofstede (1997). Untuk variabel kontrol digunakan GNP per kapita, Government Consumption sebagai persentase dari GNP, FDI sebagai persentase dari GNP dan variabel jarak kekuatan Hofstede.

Untuk menghitung nilai korupsi digunakan skala Husted sebagai transformasi dari CPI yaitu dengan membuat skala 0 hingga 10 yaitu 0 untuk yang paling sedikit korupsinya dan 10 untuk yang paling banyak korupsinya. Data kemudian diolah dengan software SPSS untuk mencari regresi.

Hasil
Data hasil riset setelah diolah mengindikasi mendukung hipotesa 1a, 1b dan 1c baik tahun 1999 maupun tahun 2000. Ini menunjukkan bahwa perubahan pada FDI akan meningkatkan level korupsi yang dirasakan di suatu negara. Hipotesa 2 juga didukung oleh hasil riset yaitu semakin tinggi level ketidakpastian yang dapat dicegah maka semakin tinggi tingkat korupsi yang dirasakan. Sedangkan untuk hipotesa 3 terdapat indikasi hubungan positif antara maskulinitas dan CPI.

Konklusi
Aliran FDI dapat dipengaruhi oleh tingkat korupsi demikian pula tingkat korupsi dipengaruhi pula oleh FDI. Ini tak lain adalah akibat dari adanya Multi National Company (MNC) maka banyak negara-negara penerima investasi menjadi semakin kebarat-baratan akibat efek westernisasi dan berakibat menjadi hilangnya budaya asli (cultural convergen). Dengan mengetahui hubungan antara FDI, ketidakpastian dan korupsi maka diharapkan dapat menjadi acuan untuk mengubah kebijakan pemerintah serta aturan bisnis guna mencegah terjadi korupsi. Dengan adanya pengetatan prosedur maka pemborosan akibat timbulnya biaya-biaya yang dialokasi secara efektif dapat dihindarkan. Dengan demikian bisnis akan berjalan dengan baik serta investor dapat menginvestasikan modalnya kepada negara-negara yang potensial tanpa khawatir akan adanya pemborosan cost.

Riset ini dapat dilanjutkan dengan riset lebih mendalam lagi misalnya tentang hubungan antara FDI dan korupsi antara wilayah geografis dan budaya. Studi ini belum dapat menggambarkan pengaruh perubahan pada perkembangan ekonomi serta budaya dalam hubungannya dengan korupsi. Selain itu, riset ini juga belum dapat menggambarkan bagaimana pengaruh FDI terhadap negara investor. Beberapa kekurangan ini diharapkan dapat digali lebih mendalam dalam riset-riset lanjutan.

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book
  1. 0 comments: Responses to “ Korupsi dan Perubahan ”

Best view with:
Firefox and Opera

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-Share Alike 3.0 Unported License.
Creative Commons License

Sharing knowledge for all, Scientific but simple. Free to use for improvement of accounting and accounting in Indonesia and world.
Please show me your support if you like this blog and if the content useful for you:
1. Keep this blog link in you mind. Remember the address : http://jurnalakuntansikeuangan.blogspot.com/
2. Bookmark this blog address
2. Give me a comment, you can write it behind every article you like
3. If you take the quotation, then you should write this blog address in your script/thesis/disertation reference
4. Put this blog button and link in your blog.
5. Subscribe for this blog feeds so you will have the update everyday right on your email
6. Give me a vote on technoraty, diggs etc

Success for you!!
..**Paula Widiastuti**..
paula_widiastuti@yahoo.com