Written by Paula Widiastuti, SE, MSM on 6/02/2008
leh Paula Widiastuti, SE, MSM
Pengantar
Positive Acounting Theory adalah teori yang dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman pada tahun 1978 yang dipublikasikan lewat tulisannya pada tahun 1978 dan tahun 1979. Positive Accounting Theory menemukan bahwa pada aturan akuntansi yang diterapkan pada praktek sehari-hari (misalnya pilihan metode akuntansi) memiliki hubungan dengan variabel perusahaan lainnya seperti analisa leverage dan besarnya ukuran perusahaan merupakan suatu variabel yang paling konsisten digunakan.
Seiring dengan berjalannya waktu dan kompleksitas transaksi akuntansi pada perusahaan, kini Positive Accounting Theory perlu di-review kembali validitasnya dalam mengukur kinerja suatu perusahaan. Apalagi pilihan metode akuntansi saat ini beragam dan lebih kaya serta jauh memuaskan dibanding sebelumnya.
Sebetulnya jauh sebelum
Positive Acounting Theory dikembangkan oleh
Watts dan Zimmerman, pada tahun 1960 Ball dan Brown telah melakukan penelitian tentang
Modern Positive Accounting. Beaver pada tahun 1968 juga telah memperkenalkan suatu metode keuangan untuk akuntansi keuangan. Inti riset mereka adalah bahwa data-data akuntansi dapat memberikan informasi berarti bagi keputusan investasi pada pasar sekuritas sehingga akan mempengaruhi harga saham. Dari riset ini kemudian lahirlah istilah
Information perspective yaitu bahwa pasar akan mengambil keputusan investasi berdasarkan informasi yang mereka dapat dari laporan keuangan perusahaan publik. Secara internal, laporan keuangan tersebut merupakan hasil dari pilihan metode akuntansi yang dipilih. Metode akuntansi di sini antara lain adalah metode persediaan dan penyusutan aktiva tetap. Jika dihubungkan dengan teori keuangan, sebenarnya pemilihan metode persediaan dan penyusutan tidaklah berpengaruh terhadap nilai suatu perusahaan sebagaimana pula tidak berpengaruh terhadap pajak. Lagipula jika dihubungkan dengan teori MM (Modigliani dan Miller) dan CAPM (Capital Asset Pricing Model),
information perspective tidak sejalan karena menurut MM informasi akan mudah didapat
(costless) dan tidak memerlukan biaya
(no transaction cost).
Kritik terhadap Positive Accounting Theory Sejak dipublikasikan pada tahun 1978, setidaknya sudah ada 8 tulisan yang mengkritik lemahnya Positive Accounting Theory. Kritik umumnya mengenai
- besarnya perusahaan dan rencana bonus dapat menjadi proxy bagi variabel yang diabaikan dalam Positive Accounting Theory
- teori ini lemah dalam menggambarkan pengaruh biaya politik
- teori ini menimbulkan bias
- teori ini bukanlah teori tetapi hanya pendekatan sosial dari akuntansi
Jawaban terhadap kritik
Untuk menjawab kritik tersebut, Watts dan Zimmerman melakukan riset mendalam. Riset dilakukan dengan membagi kritik menjadi 2 kategori yaitu kritik yang ditujukan pada metode riset serta hipotesa yang muncul sebagai hasil riset. Untuk menguji metode riset dibuat beberapa pengujian yaitu terhadap: spesifikasi model, akun yang terdapat pada sisi kiri neraca, akun yang terdapat pada sisi kanan neraca, variabel yang diabaikan serta hipotesis alternatif. Untuk menguji hipotesa yang muncul sebagai hasil riset maka dilakukan pengujian untuk membuktikan bahwa positive theory bermuatan nilai, pendekatan dalam teori yang cenderung ke arah sosiologi bukan akuntansi, penggunaan metode yang tidak tepat, pilihan metode akuntansi dalam teori ini serta metode penelitian.
Hasil Penelitian
Penelitian menghasilkan beberapa kesimpulan dan sekaligus bantahan terhadap kritik:
- Riset yang menghasilkan Positive Accounting Theory menggunakan metode yang biasa digunakan dalam riset ekonomi, keuangan dan ilmu pengetahuan pada umumnya. Metode ini sudah teruji dan terbukti berhasil digunakan pada lingkup akuntansi.
- Positive Accounting Theory telah memberikan kontribusi terhadap banyak penelitian lain oleh karena itu teori ini masih bisa dijadikan landasan dalam penelitian selanjutnya.
- Aliran kas perusahaan lebih banyak dipengaruhi proses politik dibanding hipotesa tentang biaya politik.
- Pemilihan metode akuntansi yang digunakan oleh suatu perusahaan lebih dipengaruhi oleh pertimbangan efesiensi.
- Pemilihan metode akuntansi yang digunakan oleh suatu perusahaan akan sangat tergantung pada jenis industrinya.
- Agar lebih valid, pengujian terhadap kekuatan metode riset masih dapat menggunakan pengukuran error dalam net accruals dengan volume yang lebih diperkecil. Selain itu, dapat pula dengan menggunakan variabel indikator yang lebih sederhana untuk menggambarkan rencana bonus serta menggantikan kontrak berbasis hutang dengan variabel kontinue.
Dengan demikian maka dapat diambil kesimpulan bahwa Positive Accounting Theory jauh lebih penting dan berarti daripada kritik-kritik serta bantahan yang dilontarkan oleh peneliti lain, kontribusinya terhadap dunia bisnis dan ilmu pengetahuan jauh lebih banyak serta telah menjadi referensi bagi banyak peneliti dan penulis lain. Dengan demikian, Positive Accounting Theory masih cukup valid untuk digunakan karena variabel dan modelnya sudah tepat dan telah menggambarkan praktek akuntansi dan keuangan di semua jenis industri.
Saran
Selain Positive Accounting Theory, masih banyak hal lain yang tak kalah penting untuk diteliti. Pengujian terhadap hutang, bonus dan hipotesa biaya politik masih jarang digali lebih dalam. Selain itu pengujian terhadap internal dan eksternal kontrak juga tak kalah penting dibanding pengujian terhadap variabel hutang dan kontrak bonus. Dalam riset dan pengujian ini hendaknya tidak melupakan untuk selalu mencari relasi antara teori dan prakteknya serta dengan melakukan investigasi antar beberapa industri dan dalam industri yang sejenis serta memperhatikan pula metode akuntansi yang digunakan dalam suatu perusahaan.